
MTs Al-Wathon Penuh Kenangan
Artikel Selasa, 12 November 2024Dari awal 2004 hingga 2013, saya mengabdi melaksanakan tugas negara sebagai Guru Bidang Studi Matematika di MTsN 3 Bojong Purwakarta. TMT saya dimulai 1 Desember 2003. Dimana saya ikut testing Tes CPNS di tahun 2003, saat itu saya masih ingat Tes CPNS tertulis beralaskan "Surat Undangan Khitbah/Tunangan dengan adik kelas satu jurusan di UIN SGD Bandung" yang diadakan di Gedung SKB, yang akan dilaksanakan setelah Tes CPNS tepat di hari milad saya 23 Oktober 2003. Tidak terasa 17 tahun lalu, di usia 25 tahun, dimana minggu depan usia saya sudah kepala 4 dengan buntut angka 2. Sudah tua ternyata saya.
Selama periode 2003 hingga 2013 tersebut dilewati dengan aktivitas perkuliahan S2 UPI, S2 ITB dan S3 UPI. Kalau saat ini direnungkan, betapa banyak keseruan selama 9 tahun di MTsN 3 Bojong yang penuh kekekluargaan, dimana sebagai yunior banyak ilmu didapat dari para senior.
Sehingga pada satu saat, saya diliputi kegalauan, dengan jarak tempuh yang jauh dari rumah ke lokasi MTsN 3 Bojong tersebut yang hampir 1 jam 30 menit saat menggunakan motor ataupun gampir 2 jam saat mengendarai mobil. Apalagi ditambah saya pernah mengalami yabrakan saat mengendarai motor di tahun 2010 saat hendak berangkat kerja di awal tahun pelajaran baru. Peristiwa tersbeut membuat saya harus dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung dan saya sempat mengalami tidak ingat siapa pun saat itu.
Sudah sering saya mengajukan pindah ke Kepala Madrasah, namun beliau dengan bijaksananya dan penuh nasehat menyampaikan bahwa "saya hanya akan diijinkan pindah kalau jadi Kepala Madrasah, tapi kalau jadi guru lagi tidak akan diijinkan". Saya bingung dibuatnya, MTs mana yang sednag membutuhkan Kepala Madrasah, dan tidak mungkin saya menawarkan diri mencari MTs yang menerima saya sebagai Kepala Madrasah.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, pada pelaksanaan KSM di tahun 2013, dimana MTsN 3 Bojong jadi tuan rumah, tiba-tiba seorang Ibu Kamad yang saya muliakan, seorang istri Kyai besar di sebuah pesantren besar Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta, membicarakan kepada Bapak Kamad MTsN 3 Bojong mengenai salah satu unit yang dimikiki yayasannya ingin ada pembaharuan, langsung saja Kepala MTsN 3 Bojong menawarkan saya untuk menjadi Kamad di salah satu unit Yayasan Al-Muhajirin tersebut.
Singkat cerita, melalui rangkaian tes wawancara oleh pihak yayasan, saya diangkat menjadi Kepala Madrasah di MTs Al-Wathon Kampus 4 Al-Muhajirin.
Di tempat baru tersebut, saya mulai bekerja per Juli 2013. Banyak hal yang harus dibenahi, setelah 13 tahun lamanya dipegang oleh Kepala Madrasah yang sama. Tiba-tiba ada edaran Oktober 2013 MTs Al-Wathon akanelaksanakan akreditasi. Dengan kondisi yang boleh dibilang nol dari segi administrasi persiapan akreditasi, saya harus muter otak dan ekstra keras bekerja di awal penempatan saya tersebut. Kadang membuat saya harus pulang hingga jam 10 malam untuk mempersiapkan pelaksanakan akreditasi tersebut. Hal ini mendekatkan saya secara emosional dengan rekan-rekan guru yang berjibaku penuh semangat membantu kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan akreditasi.
Hari-hari selanjutnya, saya ajak kawan-kawan guru aedikit berlalri untukengembangkan MTs Al-Wathon. Alhamdulillah, saat periode kepemimpinan saya disana, kami memdapatkan bantuan RKB 2 ruangan dari Gubernur Jawa Barat yang saat ini bisa digunakan untuk MI Al-Muhajirin yang saya "bidani bermodalkan 5 juta uang pribadi" di tahun 2015, disaat putri saya masuk SD di Sd Plus 2 Al-Muhajirin. Saat itu saya berniat mengadopsi yang putri saya dapatkan dari sekolahnya ke MI Al-Muhajirin. Masih teringat saat awal pendirian MI Al-Muhajirin tersebut, saya bersama tim guru bertiga yang kompak dan mau diajak lari berhasil mendirikan MI Al-Muhajirin, keluar masuk dari TK/RA satu ke TK/RA lainnya berkeliling untuk mempromosikan MI Al-Muhajirin.
Alhamdulillah, pada angkatan pertama, MI Al-Muhajirin mendapatkan siswa sebanyak 16 siswa. Posisi kami yang berada ditengah-tengah banyak SD yang gratis biaya sekolah, tidak mungkin kami memungut SPP. Akhirnya saya muter otak bagaimana caranya agar saya dapat memberikan honor kepada guru MI Al-Muhajirin, akhirnya saya punya ide;
- Setiap hari siswa diminta infak 2000, berarti seminggu 12 ribu, sebukan 48rb.
- Setiap minggu ada 4 ekskul pilihan, dimana setiap ekskul @Rp. 10.000,-. Rata-rata siswa ikut 4 ekskul, berarti seminggu sudah 40ribu, sebulan 160ribu.
- Total perbulan didapat kurang lebih 200rb.
Saat ini MI Al-Muhajirin sudah berkembang dan akan melulusakan angkatan pertama di tahun 2021.
Kemarin, saat saya pembinaan ke salah satu MTs binaan yang melewati Kampus 4 Al-Muhajirin, rekan Kepala MTs Al-Wathon, yang masih menjalin hubungan rekan kerja yang baik, mengundang saya untuk mampir. Alhasil saya ketemu rekan guru lainnya yang sudah rasa sodara.
Tiba-tiba salah satu dari mereka berkata, "Ibu, dari 2013 parfumnya wanginya sama, ciri khas Ibu". Saya yang mendengar hanya tersenyum geli, hingga wangi parfum saya pun mereka masih ingat. Sayang selama saya jadi Pengawas dari tahun 2016, belum mendapat kesempatan untuk menjadi Pengawas disana. Tidak apa, jauh di mata namun akan selalu dekat di hati.