
Pengajian Rutin Bersama Bapak Kyai
Artikel Rabu, 26 Februari 2025Pengajian Bulanan MTs al- Wathon Bersama Bapak Kyai Abun Bunyamin M. A.
Rabu, 26 Februaru 2025
Bapak kyai menyampaikan bahwasannya muroqobah adalah konsep dalam tasawuf yang berarti kesadaran dan pengawasan diri di hadapan Allah. Dalam tarekat sufi, muroqobah sering dipraktikkan sebagai bentuk meditasi atau perenungan mendalam, di mana seorang murid berusaha menghadirkan kehadiran Allah dalam hatinya, memperkuat hubungan spiritual, dan menyucikan jiwa dari penyakit hati.
Beliau juga menyampaikan bahwasannya ihsan adalah salah satu konsep utama dalam Islam yang berarti melakukan sesuatu dengan kesungguhan, keindahan, dan kesempurnaan. Dalam konteks ibadah dan kehidupan sehari-hari, ihsan adalah level tertinggi dari iman dan Islam, di mana seseorang beribadah kepada Allah dengan kesadaran penuh akan keberadaan-Nya.
Iman berarti kepercayaan atau keyakinan kepada Allah, nabi-nabi-Nya, kitab-kitab-Nya, malaikat-malaikat-Nya, hari kiamat, dan takdir baik maupun buruk. Iman merupakan salah satu aspek penting dalam agama Islam.
Ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh melalui belajar, pengalaman, penelitian, atau pemahaman terhadap suatu hal. Ilmu bisa bersifat teoretis maupun praktis dan dapat dikembangkan serta diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan.
Dalam Islam, ilmu memiliki kedudukan yang sangat tinggi, dan menuntut ilmu dianggap sebagai kewajiban bagi setiap Muslim
Ikhlas dalam Islam berarti melakukan sesuatu dengan niat yang murni karena Allah tanpa mengharapkan pujian, penghargaan, atau keuntungan duniawi. Ikhlas adalah salah satu syarat utama agar amal ibadah diterima oleh Allah.
حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الزُّبَيْرِ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيُّ، قَالَ: أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيُّ، أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ، يَقُولُ: سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى الْمِنْبَرِ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ يَقُولُ: " إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ "
Telah menceritakan kepada kami Al-Humaidi Abdullah bin Az-Zubair, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al-Anshari, ia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Ibrahim At-Taimi, bahwa ia mendengar Alqamah bin Waqqas Al-Laitsi berkata: Aku mendengar Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu berkhutbah di atas mimbar, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan. Barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin ia peroleh atau karena seorang wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya itu akan bernilai sesuai dengan apa yang menjadi tujuannya."